Thursday 28 August 2014

Ketika ini menjadi sebuah Keharusan

Dari Judul diatas mungkin saja jadi pertanyaan,
Mau bahas apa artikel yang saya tulis hari ini, dalam judulnya saja sangat jelas "Ketika ini menjadi sebuah Keharusan" dalam artian, Apapun kebaikan itu menjadi sebuah keharusan dalam hidup. Berbicara tentang sebuah kebaikan mungkin sangat luas, saya hanya ingin membahas satu kebaikan saja dengan sederhana yaitu "Menjaga Perasaan" mungkin hal inilah yang saya temukan kebanyakan sekarang, kemunduran moral, sopan santun dan etika sekarang ini yang sudah mulai terlupakan baik di kalangan anak - anak, remaja, dewasa bahkan orangtua.

Memang tidak ada manusia yang benar - benar sempurna dalam hal apapun, tidak ada manusia yang lepas dari kesalahan, hanya milik Allah lah kesempurnaan, tidak ada yang bisa mencapai titik 1 kecuali Allah yang Esa.
Berbicara tentang "Menjaga Perasaan" mungkin berbicara juga tentang tingkah laku kita sehari - hari, Terkadang kita tidak sadar tingkah laku kita, perkataan kita dapat menyinggung perasaan orang lain. yah, Resiko hidup dalam lingkungan banyak orang harus mampu memfilter apapun yang akan dilakukan dan dikatakan agar tak berimbas sebuah keburukan.
Menjaga perasaan orang lain memang bukan pekerjaan mudah, butuh kepekaan yang luar biasa ketika akan bertindak dan berbicara. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda :
Setiap ucapan Bani Adam membahayakan dirinya, kecuali kata-kata berupa amar makruf dan nahi mungkar serta berzikir kepada Allah.” (HR Turmuzi). Hadis ini menunjukkan rentannya penggunaan lisan oleh seseorang.

Ayoo, Kita berbenah diri, semoga kita dijauhkan dari yang satu ini, dan diberi kekuatan untuk tetap bisa menjaga lisan dan perasaan orang lain Sebab, sebagai seorang hamba, belum tentu kita lebih suci/lebih baik daripada orang yang kita maki, lebih mulia daripada yang kita hina. Akhirnya, akan lebih bermakna kalau kita renungi perkataan Malik bin Anas dalam menyikapi perbuatan dosa orang lain.
Ia berkata, “Jangan memandang dosa-dosa orang seolah kamu adalah Tuhan, perhatikanlah dosa-dosamu sebagai seorang hamba. Kasihanilah mereka yang terkena musibah (cobaan) dan bersyukurlah kamu yang selamat.”

Wallahu’alam bissawab

#Gadis#Renti Susanti
#Jakarta 2014

Sunday 24 August 2014

Ketika Sudah berada dititik terjenuh !


Semua orang tahu, bahwasanya kehidupan itu tidak mudah.. tetapi kita harus tetap bertahan sampai kita sudah di ijinkan untuk pulang oleh-Nya..
Menarik Nafas panjang, terasa berat memang, ketika sudah berada dititik terjenuh kehidupan, lelah memang ketika berada jauh dari siapapun, keluarga dan orang2 terkasih, rutinitas bekerja dan kuliah menjadikan semuanya terasa jenuh, aktifitas yang sama yang harus dikerjakan selama 30 hari 24 jam..
Pernah berfikir, inging mengakhiri (Upss, tapi bukan bunuh diri yah), pernah memang,pernah berfikir untuk menyerah dan pulang, tapi itu bukan cara yang anggun yang harus dilakukan..
Lantas ada penyelesaian dari rasa yang dihadapi sekarang?..
Jawabannya, tentu ada..
Bersyukur dan ikhlas adalah salah satu penyelesaian yang arif dan bijaksana, tidak mudah memang, karena memang sengaja Allah tidak menjadikannya mudah, karena DIA ingin kita berjuang untuk mencapainya..
Jika direnungkan,
"Banyak orang yang tidak mempunyai pekerjaan, bahkan mereka sampai kebingungan apa yang harus saya kerjakan setelah selesai pendidikan?.. dimana dan bagaimanan caranya saya mendapatkan pekerjaan, sedang saya sudah berusaha mencari kesana kemari untuk mendapatkannya, so, simple pertanyaan mendasar..
dan ini wajib kita syukuri sebagai seorang yang sudah bekerja.. terbayang jika kita berada pada posisi demikian..
"Allah, Ampuni kami, yang kadang lalai mengucap syukur padamu..
Percayalah,
Semuanya akan cepat berakhir, seperti daun, ia akan jatuh pada waktunya..
Nyanyian itu, cukup melegakan, meskipun memang hanya untuk sementara, saat berada pada titik terjenuh dan jauh dari siapapun, kita hanya mempunyai ALLAH dan diri sendiri untuk membangun semangat diri kita sendiri..
Bagaimanapun kekuatan terbesar lahir dari diri kita sendiri bukan oranglain..


    
#Gadis#Renti Susanti
#Jakarta 2014