Friday 24 February 2017

Kepercayaan atas dasar cinta dan kesetiaan adalah seperti cermin

Memutuskan untuk tidak hidup sendiri adalah bukan perkara mudah, banyak yang akan kita korbankan tapi itu bukanlah permasalahanya karena jika kita cinta ia pasti akan berkorban. Cinta itu tidak ada yang sederhana karena ia selalu berdampingan dengan kesetiaan denganya cinta selalu tampak mewah. Cinta tanpa kesetiaan "TIDAK ADA".
Jika berbicara tentang pasangan, cinta dan kesetiaan tentu kita tidak bisa melewatkan pengkhianatan. Engkau tau, berapa banyak kekuatan yang dikumpulkan seseorang untuk bisa kembali utuh dari sebuah pengkhianatan yang telah dilakukan oleh pasangannya? bukan hidup yang mudah untuk dijalani saat kita mengetahui ia yang kita sebut sebagai cinta kita yang selalu di agungkan berkhianat dengan mudahnya. Kita mungkin bisa memaafkanya tapi tidak bisa memberikan kesempatan untuk orang yang telah berkhianat. Jikapun memberikan kesempatan yang sama, maka jangan harapkan akan utuh seperti saat pertama. 

Engkau pernah melihat cermin?
Indah bukan saat melihatnya, apalagi saat kita berdiri didepannya ia pun berdiri dengan tegaknya kita melihat seolah kita juga hidup di dalamnya, menirukan gerakanya, tertawa, menangis bahkan kadang tertawa sambil menangis sekaligus. Tapi saat ia memecahkanya maka tidak akan pernah utuh lagi bahkan mustahil engkau bisa berdiri di depanya seperti saat pertama.  Seperti itulah kepercayaan yang dibangun dengan penuh Cinta hidup, menjadikan kita juga hidup di dalamnya.  Kepercayaan atas dasar cinta dan kesetiaan adalah seperti cermin, karena kita selalu bisa bercermin pada yang lainya agar selalu diingatkan bahwa yang salah itu salah dan benar itu adalah benar, darah, keringat, sakit dan letih semua itu kita yang merasakan tidak ada yang bisa menggantikanya, kita berperan dengan peranan masing - masing tapi kita selalu punya cermin untuk bisa melihat diri kita sendiri.






Wednesday 22 February 2017

Tidak ada pilihan yang tersisa dalam kehidupan kita, selain hanya diri kita sendirilah pilihanya.

Kadang hidup memang lebih sering berisi apa yang tidak kita inginkan, dan kita seakan - akan dipaksa masuk kedalamnya, merasa tak punya pilihan, hingga satu - satunya pilihan yang tersisa adalah diri kita sendiri. Tapi dari semua hal yang kita jalani pasti selalu ada hal yang lebih baik, sukar memang dan bukan perkara mudah tapi apapun itu semoga kita termasuk orang - orang yang pandai dalam berdamai dengan diri sendiri.

Faktanya ini bukan tentang apa dan siapa kita dihadapkan, semua itu seringkali tidak begitu berpengaruh justru yang menjadikan semua itu terasa sulit adalah diri kita sendiri. Kita cenderung terpaku dan sulit menerima baik keadaan ataupun orang yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Tapi, apakah kita harus menolaknya? atau bahkan menerimanya? keputusan inilah yang sebenarnya akan memberikan perubahan besar dalam kehidupan kita. Lagi - lagi kembali pada diri kita sendiri, saat kita berdamai mungkin kita akan lebih mudah menjalaninya tapi saat kita sulit untuk berdamai maka semua hal yang kita jalani secara terpaksa akan semakin berat dan perlahan tapi pasti ia akan membunuh diri kita sendiri. 

Tidak perlu terburu - buru untuk memutuskanya karena faktanya kita perlu perenungan yang mendalam, petunjuk dari sang maha atas semua do'a - do'a yang kita rapalkan dalam setiap sujud - sujud panjang disepertiga malam, beristirahat sejenak untuk memulai dan berjuang dengan semua keputusan yang telah kita ambil. ini mungkin adil yang menyakitkan ; ia boleh diam tanpa memberi petunjuk, tapi ada juga hati yang bersiap pergi tanpa mengangkat telunjuk.

Tidak ada pilihan yang tersisa dalam kehidupan kita selain hanya diri kita sendirilah pilihanya, karena sejatinya orang yang beruntung ialah mereka yang mampu menerima diri sendiri. Mencintai tubuhnya dan merawat tabahnya. Apapun bentuknya kita hanya akan selalu belajar untuk berdamai sampai kita menjadi seseorang yang mahir semakin di asah maka semakin tajam semakin merunduk dan semakin bersyukur. Tak ada yang sia - sia selama kita berdamai dengan diri kita sendiri atas semua hal yang telah di hadapkan dan ditetapkan. Pilihanya hanya satu yaitu KITA BAHAGIA.

Berkaca dari perjalanan ke Negeri Gajah Putih

Berbicara perjalanan 3 bulan yang lalu ke negeri sebrang Negeri Gajah Putih 5 hari cukup membuat lelah segala - galanya (termasuk isi dompet) haha.. tapi saya tidak akan membahas isi dompetnya karena itu sudah menjadi sebuah resiko, saya hanya akan berbicara apa yang kita dapatkan dari perjalanan ini.

Dimulai dari sini take off dari Jakarta jam 6:55 sampai disana 10:45 lumayan seperti perjalanan naik kereta dari jakarta ke bandung, tak ada yang berbeda disana masih satu langit yang sama panas seperti jakarta, tatanan kota yang hampir mirip yang membedakan hanya disana lebih bersih dan sedikit maju dari negeri sendiri (ini tugas kita sebagai anak bangsa ya, untuk bersaing memajukan negeri sendiri !). Terlepas dari itu semua yang saya suka dari negeri gajah putih ini adalah mereka kental dengan tradisi menjaga dengan sebaik - baiknya. perjalanan kesana bertepatan dengan upacara peringatan kematian Raja Thailand, dari semua sudut kota berkumpul di satu titik ditengah - tengah kota , mereka berdo'a dan membagi - bagikan  bunga, makanan, snack, minum dan buah - buahan secara gratis disepanjang jalan kepada seluruh masyarakat yang hadir ataupun hanya sekedar lewat termasuk kepada kami pada saat itu yang notabene memakai jilbab tapi mereka tetap tersenyum dengan ramah (kami hanya mengambil minum dan buah - buahan saja yang pastinya sudah halal).

Di negeri ini muslim menjadi minoritas, dihari pertama lebih sulit mencari mesjid karena kami belum menguasai medan disana, hanya bermodal google map yang terkadang jalanya membawa kami terasa sangat rumit dan lelah tentu dalam kondisi seperti ini marah lebih mudah datang sampai dihari pertama kami memutuskan kembali ke hotel untuk mengerjakan shalat karena tak kunjung menemukan mesjid sampai waktu hampir habis. Selain mesjid yang sulit ditemukan di negeri ini, makanan menjadi urutan kedua yang sulit ditemukan. Mencari mesjid dan mencari makanan halal sama lelahnya kami harus berjalan berkilo kilo meter untuk mencapainya ujung - ujungnya kalau tidak junk food ya makanan india yang menjadi pilihan terakhir saat perut sudah tidak bisa berkompromi lagi. Tentu saja citarasa makanan nya pun menyesuaikan dengan lidah mereka tapi setidaknya masih bisa kami telan.

Berwisata ke banyak tempat mulai dari The Grand Palace,Wat Arun (Temple of Dawn), Wat Arun - Central Pier, Central Pier - Asiatique, Asiatique Night Market, Pattaya, Buddha Mountain, Silverlake, Madam Tussaud dan terakhir ke Chatuchack Weekend Market. dari semua tempat yang dikunjungi jangan berharap semua berbau religi karena muslim disini minoritas jadi lebih banyak kuil - kuil yang dikunjungi tapi tentunya selain pengalaman ada banyak pelajaran yang bisa penulis ambil. Bertemu mesjid dan bertemu sesama muslim disana sensasinya sangat berbeda jauh dan hanya akan bisa dirasakan oleh orang - orang yang sedang dalam perjalanan.

Hikmahnya adalah : dari semua perjalanan terkadang kita tidak sadar bahwa kita seharusnya lebih banyak bersyukur diberikan usia dan kesempatan untuk bisa memetik banyak pelajaran dari semua yang ditemukan. Di dalam hidup ini terkadang kita selalu berlaku egois mementingkan diri sendiri nyatanya dalam kehidupan kita selalu membutuhkan orang lain. Silaturahmi dan pertemanan yang harus selalu dijaga, belajar mengontrol emosi dalam setiap keadaan. Disini seyogya nya kita lebih bersyukur bisa merasakan nikmatnya beribadah dengan mudah, makan dengan mudah tanpa harus memilah - milah berjalan berkilo kilo meter jauhnya untuk mencari yang halal, menikmati udara segar tanpa bau aroma yang tak sedap (babi). Terkadang dengan kemudahan - kemudahan yang telah diberikan oleh sang maha kita cenderung sering melewatkan hal - hal kecil yang sebenarnya itu bermakna besar.

Thursday 2 February 2017

Profesi membuat kita bertanya masih adakah kebaikan yang tulus?


Hari ini adalah hari yang luar biasa bukan karena hanya dapet undangan nonton galapremier salah satu film terbaik indonesia tetapi juga karena bisa bertemu dengan orang - orang luar biasa, berbagai karakter saya temukan disana senang sekali memperhatikan mereka. Tetapi perhatian saya terpecah ketika ada sang pemilik datang menghampiri kemudian kami mengobrol. Dalam pandangan mata manusia Beliau kaya dalam ukuran materi banyak uangnya itu sudah pasti karena beliau termasuk orang yang sukses didunia kepenulisan tapi saya kagum meskipun begitu beliau tetap terlihat bersahaja pakaiannya sederhana, ramah pada orang baru dan tetap tulus pada orang - orang lama yang ada disekelilingnya, itu terpancar jelas bukan dibuat - buat untuk pencitraan. Siapa yg tidak mengenalnya bahkan semua orang mengenalnya tapi beliau paham kekayaan yang sebenarnya justru bukan pada apa yang sudah beliau dapatkan selama ini tetapi ada pada hatinya. Itulah hakikat kekayaan yang sesungguhnya.

Dalam perbincangan kami selama kurang lebih 20 menit dimeja panitia tapi cukup membuat saya tertegun berpikir ulang. Percakapan kami dimulai dari siapa nama, orang mana dan sedang apa dijakarta (selain nonton galapremier hari ini) kami berbicara membahas banyak hal tapi seketika hening saat kami berbagi pengalaman tentang pekerjaan kami. Kuperkenalkan pekerjaanku saat ini, kemudian beliau diam sebentar mengambil jeda untuk mulai melanjutkan percakapan. Beliau bilang bila bekerja dikeuangan sebenarnya enak tidak terlalu ribet dan juga pasti orang - orang akan bersikap baik pada kita tetapi juga disana ada konsekuensi yang sangat besar ini adalah amanah dan yang lebih repotnya lagi saat kita bekerja dibagian ini kita sukar membedakan mana yang tulus dan mana yang tidak tulus. Suatu saat kamu akan bisa membedakan mana orang yang benar - benar tulus dan mana yang hanya mengambil keuntungan darimu. 
 
Kamu jangan salah dikota ini mungkin 1 dari 1000 orang yang benar - benar tulus berteman denganmu yang sudah kamu temui. Kenapa? karena semua orang akan pamrih disini, di dalam mungkin terlihat manis tapi setelah kamu keluar kamu sendiri akan merasakanya bahwa perjuangan ini sebenarnya sunyi dan sukar. Bukan hanya itu semua terlihat saat kamu jatuh saat kamu berada dalam kesulitan itu akan semakin terlihat jelas bahkan bisa di itung jari siapa yang benar - benar denganmu. Itu hal biasa dalam perputaran kehidupan ini saya sudah mengalami banyak hal dan sekarang saya bagikan nasihat ini pada kalian sebagai anak muda. Untuk apa? Supaya kalian lebih peka dan jika memang semua yang saya katakan ini benar maka teruslah berbuat baik, bersikap ramah menjadi dirimu sendiri yang tidak memandang apapun jika memang itu benar karena hidup ini adalah timbal balik. 

Kita mungkin tidak terlihat kaya, sedikit ilmu tidak gaya atau tidak gaul, tidak cekatan atau kurang bekerja keras seperti mereka atau kita terlihat seperti pemalas tak apa itu adalah prasangka mereka terhadap kita, karena sejujurnya kita tidak memerlukan pandangan mereka seperti apa pada kita yang penting itu kita tidak mempunyai perangai demikian itu jauh lebih bijaksana. Ingat hidup itu timbal balik. Kemudian beliau pergi pamit meninggalkan meja untuk menyambut tamu - tamu yang lain yang baru datang.

Setelah mendengar saya tak berkomentar hanya mendengarkan nasihat dan pengalaman hidup beliau berfikir ulang ini pelajaran penting bukan hanya untuk saya tapi untuk kita semua. Kita memang tidak pernah tau mana yang tulus atau mana yang tidak tulus hanya sang "Maha" yang mengetahui segala. Apapun yang kita hadapi ini adalah sebagai konsekuensi hidup semoga kita menjadi mahluk yang paling manusiawi dalam bersikap, bertindak, berbicara dengan sesama.