Friday 20 January 2017

Jangan Marah, oranglain layak menerima prilaku dan ucapan baikmu !

Terkadang kita selalu terlambat untuk belajar dari semua kesalahan, kita tidak tahu berapa banyak orang yang tidak bersalah tapi tergores hatinya karena prilaku dan ucapan kita saat kita sedang marah , kesal  dan saat kita sendiri tidak mampu mengendalikan diri kita sendiri.
Haruskah seperti itu?
Manusia macam apa kita? 
Sehingga selalu oranglain yang menjadi sasaran kemarahan kita, tak mau belajarkah, mungkin kita marah atau kesal bukan sekali, saya tahu mungkin sering tapi pantaskah oranglain yang harus menerima sikap dan ucapan buruk kita, itu tidak adil rasanya. Bahkan agama juga mengajarkan kita dengan detail saat kita berada pada situasi ini. Dan jika memang harus marah, marahlah, jika memang kesal, kesalah tapi saat sedang demikian menyepilah selamatkan dirimu sendiri sebelum oranglain yang tidak bisa membaca situasimu yang datang dengan penuh keriangan atau kepedulian yang besar kepadamu menjadi sasaran kemarahan dan kekesalanmu. 
Belajarlah selalu dari kesalahan, karena kita adalah pembelajar sejati. 
Hidup di dunia ini bukan hanya soal kita menjadi baik atau menjadi buruk tapi soal bagaimana kita bersikap kepada kebaikan dan keburukan itu.
 

Tuesday 17 January 2017

Tentang Kamu

Tentangmu laki - laki yang mereka sebut biasa,
namun sangat istimewa
entah apa yang kau bisikan pada hujan
hingga tiap tetesnya hanya tentangmu yang terdengar.
entah apa yang kau bisikan pada  tanah
hingga tiap langkahku hanya tertuju padamu.

Tentangmu laki - laki  yang mereka sebut biasa,
namun sangat istimewa
aku tak pernah berani menitipkan hatiku pada siapapun
denganmu aku percaya engkau bisa menjaganya dengan utuh
seperti mentari pagi yang selalu memberikan kehangatan
seperti malam yang selalu memberikan ketenangan

Tentangmu laki - laki yang mereka sebut biasa,
namun sangat istimewa
seperti sajak dan puisi nadaku beralun
tak ada kata yang tepat yang bisa menggambarkan dirimu
saat mereka berkata engkau biasa aku justru hanyut
menatap bintang - bintang dimata cokelatmu
bagaimana aku bisa berpaling sedang tujuanku ada didepanku

Tentangmu laki - laki yang mereka sebut biasa,
namun sangat istimewa
aku dan engkau adalah cinta yang tak pernah selesai.
sampai waktu berubah menjadi debu
terbang melintasi imaji tak terbatas. Selamanya.

(Jakarta, 17 Januari 2017)

Friday 13 January 2017

Sepi dikedalaman jiwa

Aku telah lama mengakrabimu
bersenandung untuk memecahmu
bergurau untuk mengusirmu
menenggelamkanmu di samudera kedalaman.
Aku tak mendambamu
Telah kukunci kau didalam jeruji
agar kau tak  merangsek masuk di keheningan jiwa
atau

pergilah ke taman sebelah
agar mereka tak gaduh dibalik batu - batu yang menancap tajam itu.
aku tak mendambamu sungguh aku tak ingin melihatmu
pergilah, jangan kembali ke berandaku
aku ingin bunga - bunga tumbuh, jangan kau siram dengan hujan debu
yang mematikan.

Meski kau mengirimkan bau tubuhmu lewat samudera
memanggilku dengan rintihan yang memekikan telinga
aku tak akan menolehmu
karena, telah kularungkan engkau bersama serbuk kenangan
yang telah aku sapu bersama angin.

(Jakarta, 13 Januari 2017)






Thursday 12 January 2017

Aku yakin hatimu tak sekeras pikiranmu.

Hari ini aku akan mengajakmu untuk mencintai kehidupanmu sendiri, kehidupan kita yang sedang kita jalani saat ini. Terkadang tanpa sadar kita begitu keras pada diri kita sendiri, tak sadarkah bahwa sebenarnya ia lelah? kita memaksanya untuk terus melakukan apa yang telah pikiran perintahkan pada kita, tak mau kah engkau melibatkan hati didalamnya?..
Aku yakin hatimu tak sekeras pikiranmu. 

Kita begitu gila menyelesaikan banyak hal, memaksa untuk meraih banyak hal, memaksa dirimu untuk terus bekerja melakukan semua hal, mengambil jalan yang sulitpun engkau lakukan, merangkak, menangis dan selalu ada alasan jika  berhenti maka akan gagal, jika berhenti maka semua akan berantakan. Duduklah sebentar, ambilah nafas perlahan dan rasakanlah bahwa nafas itu begitu berat, ia sebenarnya memberitahu kepadamu sebelum semua organ yang lain menolak semua perintahmu.  

Tak sadarkah bahwa diri kita sendiri sudah menampung banyak beban, beban kehidupan kita sendiri, beban keluarga atau bahkan oranglain yang kita perduli terhadapnya. tak maukah engkau sedikit berbaik hati pada dirimu untuk sejenak beristirahat dan menikmati prosesnya dengan perlahan.  Terkadang kita selalu memilih jalan sulit dan menekan diri kita sendiri hanya karena kita merasa penting untuk meraihnya, mengerjakannya atau bahkan memilikinya. Memang terkadang kita merasa perlu menghukum diri kita sendiri, tapi untuk apa?..
kenapa kita tidak memilih jalan yang mudah? apa salahnya, apalagi diri kita sendiri belum siap untuk mengambil jalan yang demikian itu.

Cintai kehidupanmu, cintai dirimu sendiri karena tidak akan ada yang perduli pada dirimu selain dirimu sendiri. Fisik kita boleh dilindungi oleh orang - orang yang terdekat kita, orang - orang yang perduli pada kita , tapi di dalam tidak akan ada yang bisa menjangkaunya kecuali dirimu sendiri. 
Semua hal yang sulit akan membesarkan hati, mengokohkan tubuh kita jika kita mencintai kehidupan kita. Kita boleh dihadapkan pada ujian yang sulit, memilukan membuat kita tergugu menangis saat mengenangnya, membuat kepala ingin pecah saat memikirkanya tapi kita jangan lupa untuk mencintai dirikita dan kehidupan kita kita sendiri selama kita melakukannya dengan baik semua hal yang menyakitkan sekalipun akan semakin mengokohkan kita. 


Wednesday 11 January 2017

Kosong

Aku menatap dalam layar itu, kertas kosong belum terisi, 
aku telah kehilangan insipirasi, imajinasiku kosong 
tak ada yang tersisa. aku tak tahu, apa yang harus kutuliskan 
entah apa yang terjadi terkaanku tak sampai  hingga mendesing sepi.
Aku hampir menyerah pada pendar yang telah tergambar, 
jemariku tak mampu menuliskanya hampir menyerah, namun layar itu seolah berkata :
"tuliskanlah, Aku tau engkau memendamnya begitu dalam". 

Kerinduan itu dalam mengusik, menelisik sampai pada 
titik yang tak mampu ku jangkau.
Engkau yang selalu ada dalam benak tak pernah beranjak.
Selalu mengusiku, tak lelahkah atau engkau menungguku 
untuk menyerah pada jarak?
Telah kubutakan mataku agar aku tak melihatmu dalam bayang, 
telah kutulikan telingaku agar aku tak mendengarmu dalam setiap jeda waktu
dan telah kubungkam mulutku agar aku berhenti berkata.

Nyatanya bagaimana bisa aku memendamnya begitu lama ia seperti jutaan sel kanker
terus menjalar merusak semua bagian hingga sang pemilik rubuh. 
haruskah engkau melihatnya dalam kondisi demikian? 
limbung kehilangan segala, aku menyerah.
biarkan waktu memeluk bisu dibatas senja
aku telah sampai padanya pada titik dimana ketabahanku seperti matahari
tatkala menumbuhkan bunga di nadi sunyi.
  

Jakarta, 11 Januari 2017.


Tuesday 10 January 2017

Karena hidup bukan hanya tentang ujian tetapi tentang kesyukuran.



Sesuatu  yang utuh itu belum tentu kokoh, yang lengkap tidak menjamin kuat. Kekuatan, kekokohan ada pada keikhlasan (Sep 26, 2012. SRR).

Tangis, marah, kecewa, sedih, menyesal, bahagia, tersenyum. Setiap waktu perasaan kita di aduk - aduk dengan banyak hal ujian  kehilangan, keutuhan, kepergian, kerumitan, kekokohan, kegagalan semua "Dia" ujikan untuk kita. 
Tenanglah, aku tahu ini tidak mudah tapi bukan berarti sulit bukan, karena kita tidak pernah sendiri. Bala bantuan selalu "Dia" berikan untuk kita lewat pintu mana saja.

Jika kita mau renungkan hidup ini selalu penuh teka teki tak terduga, lagi - lagi kita hanya bisa berencana dan bermimpi tetapi tetap saja "Sang Maha" yang menentukan. Manusiawi saat kita merencanakan kebahagiaan keluarga, memimpikan kesuksesan kita dimasa depan atau bahkan memimpikan kebahagiaan di setiap jengkal nadi kehidupan kita. Jangan menyerah, jangan putus harapan perbanyaklah bermunajat kepada-Nya. Disini kita semua sedang berjuang untuk hidup, berjuang untuk semua mimpi - mimpi kita, berjuang untuk orang - orang yang selalu kita kasihi.

Ku katakan, tetap tenanglah..
Tak ada yang tak bisa diselesaikan sekalipun itu rumit untuk kita urai atau bahkan sebenarnya sangat sederhana gulunganya tapi lagi - lagi tak mampu kita urai. Tenanglah, mungkin itu bukan bagian kita, ada "Dia" yang selalu disisi, dan ini adalah bagianya. Kita hanya bisa menunggu sampai itu benar - benar terurai terang benderang sambil kita berfocus pada apa yang akan kita lakukan selanjutnya bukan pada apa yang telah "Dia" ujikan pada kita.

Karena, ujian adalah untuk mendewasakan kita, menempa kita semakin kuat agar kita kuat dimasadepan, karena engkau tidak tahu seberapa lebih rumit, menyakitkan bahkan menyesakan lagi ujian yang akan kita lewati nanti. Perkuatlah !