Friday 23 February 2018

Hidupmu adalah milikmu

Hari ini sang penandai menemuiku lagi, ia tidak menceritakan kisah  tapi memberikan nasihat perjalanan agar perjalanan yang dilalui sekarang menjadi kisah untuk yang lain, sepertinya ia akan menciptakan dongeng yang baru.

Sejak engkau dilahirkan hingga hari ini bukan semata-mata karena kerja keras dirimu sendiri tapi banyak elemen yang saling bertautan, mulai dari sang Maha pemilik yang masih memberikan kesempatan untuk menambahkan keimananmu kepada-Nya, orangtua mempunyai peranan yang sangat besar  sampai pada do'a-do'a orang-orang terkasih yang tidak engkau ketahui, dirimu tidak mungkin melupakan itu.

Dalam setiap jejak langkah, jalan yang di lalui akan selalu tidak mulus pasti ada kerikil, berkelok atau bahkan curam tak mengapa semua itu untuk membentuk dirimu menjadi manusia yang bisa memanusiakan yang lain. Segala keputusan yang kamu telah ambil untuk menyusuri jalan ini tentu mempunyai konsekuensi yang harus ditanggung berat atau tidak itu tergantung seberapa sulit kamu memilih jalanya. dan kamu telah memilih jalan ini.

Pada awalnya mungkin ini akan terasa sulit tapi lama semakin lama kamu akan menjadi mahir menjalaninya, tentu disetiap perjalanan ada cinta yang tersimpan, yang terbentuk dan yang telah menemani, tanpanya perjalanan ini akan terasa biasa saja bahkan mungkin penuh dengan kesedihan dan airmata. Tentunya, hidupmu adalah milikmu sendiri apapun yang telah kamu putuskan itu akan membentuk menjadi takdir dirimu sendiri dengan keridhaan-Nya. 

Kamu bebas memiliih apa pun karena itu adalah hidupmu ciptakanlah dongengmu sendiri dengan indah karena dirimulah yang paling mengerti untuk menjalaninya. Orang bisa ikut bahagia dengan kebahagiaanmu, tapi tidak banyak orang yang mau merasakan kepahitan atas segala yang kau putuskan dalam hidupmu. Karena cinta tidak cukup hanya hasrat, tapi juga pengorbanan dan rasa maaf. Tugas cinta itu adalah memberi dan membahagiakan tanpa perlu berharap dengan hitungan yang sama.


Halim Perdanakusuma Airport
Jakarta, 23 Februari 2018


Wednesday 21 February 2018

Reruntuhan kisah 28 tahun

Kelak saat aku bertemu denganmu aku ingin mengenalkan sang penandai yang handal, dia adalah ahli dalam menceritakan sebuah kisah, aku ingin kau mendengar kisahnya yang ia ceritakan juga kepadaku seseorang yang gagah dan tegar yang terus berjalan diantaran reruntuhan kisah - kisah kehidupannya.

Mungkin bukan hal yang mudah yang ia jalani, mendengar kisahnya dari sang penandai aku seperti mengenalnya sangat dalam, ia yang keras namun juga lembut, rapuh namun juga tegar, tidak punya hati namun juga penuh cinta. Kehidupan seperti telah menempanya begitu dalam, imajinasiku berlari jauh ingin menyaksikan bagaimana ia melewati jalan terjalnya sendiri, aku tak mendapatkan informasi dari sang penandai dimana aku bisa menemuinya. Dari kisahnya ia begitu istimewa bagaimana bisa kau bertemu dengan orang yang keras namun juga lembut, rapuh namun juga tegar, tidak punya hati namun juga penuh cinta rasanya tidak ada orang seperti itu bukan, ia mempunyai peran yang berbeda itu sangat wajar dari semua rentetan kisah yang sudah ia lalui selama 28 tahun hingga hari ini bahkan. 

Begitu piawai sang penandai menceritakan kepadaku, kau harus dengar bagaimana ia melalui hidupnya dengan gigih. Bagi yang tidak mengenalnya mungkin hanya sisi gelap yang bisa kau lihat tentu saja yang keras tanpa kelembutan, yang rapuh tanpa ketegaran atau bahkan yang sadis tanpa rasa cinta seperti melekat erat pada dirinya. Tapi, sisimu yang lain tidak perlu kau jelaskan pada mereka karena jika mereka yang telah mengenalmu yang telah mencintaimu mereka tak membutuhkan itu, mereka akan selalu bisa melihat sisi lembutmu, sisi tegarmu juga sisi penuh cintamu mereka semua bisa melihat itu tanpa kata, tanpa bertanya. Hening, namun jiwa kalian berkata-kata.
  
Diluar mungkin ia seperti laut yang bergemuruh namun begitu tenang di dalamnya, mungkin laut itu begitu menakutkan karena ia akan menghancurkan siapa saja yang menghampirinya dengan melawan arus tanpa mengikuti ritmenya jika kau kuat maka kau akan sampai dikedalamanya yang begitu tenang tapi jika kau tak sanggup mengikuti arusnya dan bersikeras melawanya maka aku pastikan kau akan tenggelam tanpa tahu bahwa di dalamnya ia begitu tenang.

Sang penandai, terimakasih telah bercerita padaku tentang sosoknya, kelak akan ku ceritakan lagi kisahnya pada yang lain, agar mereka tau bahwa semua yang terjadi pada kehidupan ini memiliki buah, jika kau menanam buah dengan rasa yang manis maka kau akan mendapatkan buah yang manis juga, tapi jika kau menanam buah yang rasanya pahit maka buah itulah yang akan kau petik sendiri. 
Kehidupan selalu adil, seseorang yang telah memberikan kehidupan manis tentu tidak akan mendapatkan kehidupan yang pahit begitupun sebaliknya ia selalu adil tanpa kita duga. Atau kau sendiri yang tidak pernah mengerti keadilan?


Halim Perdanakusuma Airport
Jakarta, 22 Februari 2018

Friday 2 February 2018

Perjalanan ia yang disebut sang 'Dewi'

Sudah hampir seminggu aku menunda untuk menulisnya, bukan karena banyak pertimbangan tentang dirinya tetapi pekerjaan menuntut meminta perhatian lebih dariku.
Aku ingin bercerita tentang perjalanan ia yang disebut sang 'Dewi' oleh 'Tuan putri' yang pernah bertemu dalam perjalanannya menuju pulang.
Sudah lama aku tak mendengar kabarnya, bahkan cerita tentangnya seakan ikut hilang bersama dengan kabut kemarin sore setelah perkawinan bunga dan kumbang di saat gerimis datang. Ia seperti hilang tanpa jejak, sengaja.

Seiring dengan perjalanan dan keputusan yang telah diambil mungkin pada akhirnya ia telah kembali ke titik awal dimana nama 'Dewi' tak ada untuk dirinya. Namun juga tidak mudah menjalani hidup seperti dirinya.
Aku hanya sanggup mendengar ceritanya dari sayup angin yang datang sebentar lantas kembali hilang, yang ia lalui hari ini adalah buah keputusan dari sang putri yang telah menegaskan dari awal sebelum tragedi  perkawinan kumbang dan bunga yang tak akan ia lupakan bahkan mungkin akan selalu ia kenang, meski sedikit memberatkan langkahnya, bukan karena tragedinya tapi janji yang tak sanggup ia tepati.

Bukan hanya 'Tuan putri' yang telah memintanya berhenti tetapi 'Malaikat tanpa sayap' itu juga memintanya untuk berhenti aku tau ini hanya untuk melindungi dirinya 'Dewi'.
Apapun yang terjadi dalam pengembaraanya, bahwa mungkin ia telah kehilangan sebagian hati yang lain meski yang lain telah menggenapkan. Aku tau ia 'Dewi' telah memilih jalannya.
Tak akan ada yang berubah meski mereka memintanya pergi bahkan untuk kembali tentu ia akan tetap berjuang mengutuhkan kaca yang telah terlanjur pecah tentunya dengan bantuan tangan sang Penguasa. 

Tetapi aku juga percaya ia 'Dewi' juga tak mungkin diam saat ini meski bergerak tanpa suara mengendap - endap bagai kancil yang sedang mencuri timun, tapi itulah caranya agar tak terdengar oleh juragan sang pemilik kebun dalam legenda sang penandai.
Jika aku tidak mengatakannya bukan berarti aku tidak merasakannya. Aku hanya tidak menemukan kata-kata yang lebih besar dari perasaanku.

Jakarta, 02/02/2018
Halim Perdana kusuma Airport