Kehidupan akan selalu menawarkan dua pilihan – berhasil atau gagal.
Namun, tidak seorangpun berhak memesan keduanya. Ada saat dimana kita
dibuai keberhasilan, pun dipaksa menyerah pada kegagalan. Tapi, bukankah
kita lebih sering mengutuki kegagalan? Kita tidak sadar bahwa
kegagalanlah yang justru bisa mengubah kita menjadi pribadi yang lebih
bijak.
Cerita kegagalan atau kesalahan di masa lalu tidak melulu harus
dikubur atau disimpan rapat-rapat. Ketika bisa menerimanya sambil terus
melanjutkan hidup, kita justru punya kesempatan untuk selalu menengok ke
belakang dan menemukan pencerahan. Jadi, sudahkan kamu merasa beruntung
dengan kegagalan-kegagalan dalam artikel ini?
1. Gagal Saat Muda (Bukan) Berarti Kehilangan Masa Depan
Penyesalan bisa jadi kamu rasakan ketika mengingat masa mudamu dulu.
Betapa banyak kealpaan yang kamu buat lantaran belum bisa berpikir dan
bersikap dewasa. Terancam di keluarkan dari sekolah karena sering
membolos, pernah terlibat tawuran, bersinggungan dengan alkohol bahkan
obat-obatan terlarang; banyak hal-hal negatif yang menjadikan masa
mudamu sah dikategorikan gagal.
Tapi, apakah catatan kegagalan di masa lalu sudah pasti mencederai
masa depanmu? Tentu tidak. Ketika bisa menjauh dari kebiasaan-kebiasaan
negatif di masa lalu, kamu justru akan terus menjadikannya sebagai
pengingat. Bahwa untuk menjadi orang yang lebih baik, haram bagimu untuk
kembali terjerumus di lubang-lubang hitam itu lagi. Memperbaiki diri
demi masa depan yang lebih cerah adalah hak sekaligus kewajibanmu saat
ini.
2. Saat Kamu Menganggap Masalah Sengaja Datang untuk Mempersulit Hidupmu, Sebenarnya Ia Hanya Sedang Membentukmu Jadi Lebih Kuat
Hidup tidak pernah luput dari masalah. Hampir setiap hari kamu harus
rela diuji dan ditempa dengan berbagai problematika yang menghampirimu.
Ketika tubuhmu sedang tidak fit, pekerjaan di kantor justru tengah
banyak-banyaknya dan menuntut waktu lembur. Di saat bersamaan, bos pun
menegurmu lantaran menganggap kinerjamu yang kurang memuaskan.
Namun, banyaknya masalah yang harus dihadapi tidak mengijinkanmu
untuk tumbang. Kondisi seperti ini malah menyadarkanmu untuk
pintar-pintar menjaga kesehatan sekaligus mengatur ritme kerja dan waktu
istirahat. Kamu paham bahwa kebiasaan melalaikan kesehatan adalah akar
dari semua masalah yang kamu hadapi. Kamu bukan robot yang bisa bekerja
24 jam selama 7 hari tanpa makan atau tidur. Demi bisa tetap bekerja
dengan produktif, kamu hanya perlu memperhatikan tubuhmu sendiri.
3. Patah Hati yang Menjadikan Hidup Serasa Selesai Datang Sepaket Dengan Kesempatan Baru Untuk Menemukan Cinta Sejati
Dunia tidak berhenti berputar setelah kata ‘putus’ terlontar dari
mulut kekasihmu. Putus cinta bukan berarti hidupmu selesai dan berakhir
dengan tanda titik. Momen ini justru meyakinkanmu bahwa sekalipun kamu
sangat mencintainya, dia bukanlah jodoh yang ditakdirkan mendampingimu
seumur hidup. Semesta sedang menguji kesabaranmu sekaligus memberimu
kesempatan untuk menemukan cinta baru – cinta yang lebih sejati.
4. Pekerjaan Impian yang Tidak Mencukupimu Secara Finansial Tetap Bisa Memuaskan Passion-mu
Yang pasti, kesuksesan dalam hidup tidak melulu diukur dengan materi.
Kamu mungkin belum sukses secara finansial, tapi jika merunut
renjanamu, tentu kamu boleh dibilang berhasil. Sekalipun gagal dalam tes
pertamamu, kamu masih punya kesempatan di tahun-tahun berikutnya.
Setidaknya, kamu sudah berhasil menyalurkan passion-mu sebagai pengajar. Percayalah bahwa pekerjaan yang kamu jalani dengan bahagia akan mencukupkan hidupmu.
5. Teman yang Meninggalkanmu Akan Selalu Digantikan Oleh Ia yang Benar-Benar Layak Kamu Sebut “Teman”
Selayaknya, teman adalah dia yang siap mendampingimu dalam kondisi
apapun – baik susah maupun senang. Ketika menyadari bahwa dia tidak
sebaik yang kamu bayangkan, kamu pun memilih sendiri. Dia yang hadir
saat pesta ulang tahun dan perayaan kelulusanmu, ternyata tidak
menampakkan batang hidungnya saat kamu sakit dan menjalani proses
bimbingan skripsi yang menjemukan.
Yup, menyadari bahwa tidak semua temanmu bersikap tulus adalah
kenyataan pahit. Tapi, hal inilah yang menjadi pelajaran penting dalam
hidup. Tidak mudah menemukan seseorang yang tulus dan mau berteman tanpa
pamrih apapun. Pada akhirnya, kamu pun akan lebih menghargai dan
berusaha menjaga teman-teman sejatimu baik-baik.
6. Sesekali Hilang Arah Adalah Jalan Tuhan Agar Kamu Bisa Kembali “Memegang” Hidup
Ibarat perjalanan, banyak halangan dan rintangan yang harus kamu
lewati dalam hidup. Bahkan, ada kalanya kamu merasa hilang arah tanpa
tau kemana harus melanjutkan langkahmu. Dulu, setelah lulus kuliah kamu
sempat bingung memilih pekerjaan yang sesuai untukmu. Saking lamanya
menimbang-nimbang, kamu justru enggan melamar pekerjaan dan
berlarut-larut menjadi pengangguran.
Momen itulah yang akhirnya menyadarkanmu bahwa kamulah yang memegang
kendali atas hidupmu. Kamu akan selamanya hilang arah ketika tidak punya
cukup tekad untuk menemukan jalan keluar dari ketersesatanmu. Ketika
dirimu sendiri tidak mampu memutuskan, masih ada teman dan keluarga yang
akan membantu. Berbagi pengalaman dan memberikan saran adalah bukti
keberadaan mereka yang selalu mendukungmu.
7. Kehilangan Pasangan dan Teman Membuka Matamu, Ternyata Hidup Tetap Layak Dijalani
Namun, keterpurukan justru mengajarkanmu tentang bagaimana menghargai
diri sendiri. Dalam kondisi paling kronis, kamu justru mengalami sebuah
titik balik. Muncul keyakinan dan kepercayaan diri bahwa kamu adalah
pribadi yang unik dan berharga. Bukan salahmu ketika mereka memilih
untuk meninggalkanmu. Setidaknya, kamu sudah berlaku layak sebagai
pasangan atau teman. Di saat ini, kamu berhak merengkuh dirimu erat-erat
– menghargai dirimu sendiri.
8. Ketika Hidupmu Jauh dari Harapan, Inilah Saatnya Membuktikan Bahwa Lebih Baik Kamu Tidak Menyerah!
Dalam hidup, banyak hal yang harus kamu terima dengan lapang, baik
itu rasa sedih atau kecewa. Ingatan tentang pertengkaran dengan orang
tuamu, momen ditolak dari perusahaan impian, gagal lulus kuliah tepat
waktu, merasa ‘dibuang’ mantan kekasih; banyak hal yang berhasil
menghancurkan hati dan perasaanmu hingga berkeping-keping.
Namun, semakin pahit kehidupan yang kamu cerapi, semakin banyak
pelajaran berharga yang bisa kamu ambil. Dengan sangat keras, kamu
ditempa untuk jadi pribadi yang dewasa dan sabar. Hidup telah
mengajarkanmu keabsahan manusia sebagai makluk yang tidak sempurna; yang
harus rela menerima kegagalan demi menjadikan mereka sempurna sebagai
manusia.
Yup, kegagalan bukan hal yang bisa dibanggakan. Tapi, kegagalan
mengajarkan kita tentang sebuah ‘penerimaan’. Mendidik kita untuk
rajin-rajin melihat pada diri sendiri, bahwa manusia adalah yang tidak
boleh berhenti belajar setiap harinya.
# http://www.hipwee.com
#Gadis#Renti Susanti
#Jakarta 2014
0 komentar:
Post a Comment